Gotong Royong: Nilai Karakter Islami yang Perlu Dilestarikan

Indonesia dikenal dengan budaya gotong royongnya. Sayangnya, di tengah individualisme zaman modern, nilai ini semakin tergerus. Banyak peserta didik lebih sibuk dengan dunianya sendiri,sibuk dengan gadget, media sosial, atau kepentingan pribadi.

Disiplin Sebagai Cermin Kepribadian Islami

Disiplin sering dipahami sekadar soal datang tepat waktu, mengerjakan tugas sesuai aturan, atau mematuhi tata tertib. Namun dalam perspektif Islam, disiplin jauh lebih dalam: ia adalah bentuk ketaatan, kejujuran, dan tanggung jawab seorang muslim.

Indonesia Tanah Airku

Dari Sabang sampai MeraukeTerbentang pulau-pulau yang indahBeragam suku, budaya dan bahasaBersatu dalam Bhinneka Tunggal Ika Merah putih berkibar tinggiGaruda Pancasila jadi lambang negaraAku bangga jadi anak IndonesiaAkan kubela tanah air tercinta

Cita-Citaku

Aku bermimpi jadi dokter suatu hariMembantu orang yang sedang sakitAtau mungkin jadi guru yang baik hatiMengajar anak-anak dengan tekun dan sabar Apapun profesi yang nanti kupilihYang penting berguna bagi sesamaDengan belajar giat dan tak pernah menyerahInsya Allah cita-cita akan terwujud nyata

Sahabat Sejati

Di bangku sekolah kita duduk bersamaBerbagi cerita, tawa dan air mataSaat ujian tiba, kita saling membantuItulah sahabat, tak akan terlupakan waktu Meski nanti kita berpisah jalanKenangan indah takkan hilang ditelanSahabat sejati, harta yang berhargaSampai tua nanti, tetap di dalam jiwa

Membangun Karakter Islami di Tengah Arus Zaman

Di tengah derasnya arus globalisasi dan perkembangan teknologi, dunia pendidikan menghadapi tantangan yang semakin kompleks. Bukan hanya soal bagaimana siswa mampu menguasai ilmu pengetahuan, tetapi juga bagaimana mereka tetap berpegang pada nilai-nilai karakter dan akhlak mulia.

Madrasah di Era Digital: Antara Tantangan dan Harapan

Perkembangan teknologi digital tidak bisa lagi dihindari. Hampir setiap siswa kini memiliki gadget di tangannya. Media sosial menjadi ruang baru tempat mereka belajar, berkomunikasi, bahkan mencari jati diri. Di satu sisi, ini membuka peluang besar. Sumber ilmu pengetahuan begitu mudah diakses. Siswa madrasah bisa belajar berbagai pengetahuan baru dari aplikasi, mendengarkan kajian lewat podcast, atau berdiskusi lewat forum daring.